Artikel Tentang kanker

Maaf, Data Artikel Belum Tersedia
Artikel Terpopuler

Ketahui Manfaat Mangan bagi Kesehatan Tubuh

Ada beragam manfaat mangan bagi kesehatan. Mangan adalah salah satu jenis mineral penting yang dibutuhkan otak, sistem saraf, dan sistem enzim tubuh untuk menjalankan berbagai fungsinya.

Tubuh kita tidak bisa memproduksi mangan. Maka dari itu, manfaat mangan hanya bisa diperoleh dari makanan yang kaya akan mineral ini, antara lain biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, kerang, tiram, remis, kopi, teh, dan air mineral.

Beragam Manfaat Mangan

Berikut ini adalah sejumlah manfaat mangan bagi kesehatan tubuh:

1. Menjaga kesehatan tulang

Bersama kalsium, zinc, dan tembaga, mangan bermanfaat dalam menjaga kesehatan tulang. Khususnya pada orang lanjut usia (lansia), mangan dan nutrisi-nutrisi ini dapat mendukung kepadatan mineral tulang dan mencegah terjadinya osteoporosis hingga komplikasinya.

2. Melawan radikal bebas berlebih

Mangan adalah bagian dari enzim antioksidan yang penting bagi tubuh, yakni enzim superoksida dismutase (SOD). Antioksidan ini berfungsi untuk melindung tubuh dari radikal bebas berlebih yang berpotensi menyebabkan kerusakan sel, sehingga Anda terhindar dari berbagai penyakit kronis, seperti kanker.

3. Mengontrol kadar gula darah

Mangan adalah salah satu mineral yang terlibat dalam pengeluaran hormon insulin, yakni hormon yang diperlukan untuk mengangkut gula dari aliran darah ke sel-sel tubuh. Dengan tercukupinya mangan, kerja insulin menjadi optimal, sehingga kadar gula dalam darah tetap stabil.

4. Meningkatkan fungsi dan kesehatan otak

Mangan dapat merangsang pergerakan impuls listrik yang lebih cepat dan efisien di dalam otak ataupun ke seluruh tubuh. Dengan begitu, fungsi otak, termasuk kemampuan berpikir, mengingat, dan memecahkan masalah, akan meningkat.

Di samping itu, mangan juga dapat bekerja sebagai pelancar aliran darah ke otak. Kadar mangan yang cukup dalam tubuh dapat membantu meningkatkan aliran darah ke otak dan menurunkan risiko terjadinya penyakit seperti stroke.

5. Mempercepat proses penyembuhan luka

Mangan juga dapat mempercepat proses penyembuhan luka, karena mangan berperan penting dalam pembentukan kolagen pada sel-sel kulit. Kolagen merupakan salah satu senyawa yang diperlukan untuk menyembuhkan luka. Dengan produksi kolagen yang maksimal, luka bisa sembuh dengan lebih cepat.

6. Meredakan gejala PMS

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa mangan yang dikombinasikan dengan kalsium dapat membantu meredakan gejala sindrom pramenstruasi (PMS), seperti kram dan nyeri perut, kecemasan, perubahan suasana hati, bahkan depresi.

7. Menjaga fungsi dan kesehatan kelenjar tiroid

Mangan juga berperan dalam produksi hormon tiroksin oleh kelenjar tiroid. Hormon tiroksin berperan dalam banyak proses metabolisme tubuh. Hormon ini dapat mengontrol nafsu makan, menjaga berat badan ideal, dan memastikan kerja organ tubuh tetap optimal.

Manfaat mangan untuk kesehatan tidak lagi diragukan. Namun, kadar mangan dalam tubuh tetap ada batasnya. Hal ini karena mangan adalah salah satu mineral yang termasuk dalam jenis logam berat.

Paparan mangan yang berlebihan atau dalam jangka lama dapat menyebabkan sejumlah efek samping, seperti tremor, kekakuan otot, serta kerusakan pada paru-paru, hati, ginjal, dan sistem saraf pusat. Jadi, Anda perlu berhati-hati jika mengonsumsi suplemen yang mengandung mangan.

Konsumsi harian mangan sebenarnya sudah bisa Anda penuhi dari makanan yang kaya akan mineral ini. Jika Anda berniat untuk mengonsumsi suplemen mangan, berkonsultasilah dulu dengan dokter.

Terakhir diperbarui: 21 Oktober 2020

Ditinjau oleh: dr. Meva Nareza

Pembedahan Pada Penyakit Jantung Koroner

Jantung merupakan organ vital yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen, nutrisi serta metabolisme sel. Dalam menjalani fungsinya, otot-otot jantung berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian dengan irama yang teratur. Otot jantung juga membutuhkan nutrisi dan oksigen yang dibawa oleh darah.

Pembuluh darah koroner merupakan pembuluh darah yang menopang kebutuhan otot jantung. Pembuluh darah koroner berjalan dipermukaan jantung, kemudian bercabang-cabang memberikan aliran darah sampai ke lapisan dalam otot jantung.  Pada umumnya, pembuluh darah koroner terdiri dari 3 bagian utama, yaitu 1 sistem pembuluh darah koroner kanan dan 2 sistem pembuluh darah koroner kiri.

Pembuluh darah koroner dapat mengalami penyempitan atau penyumbatan sehingga aliran darah ke otot jantung menjadi tidak lancar. Gangguan pembuluh darah koroner ini disebut penyakit jantung koroner (PJK).

 

Waspada, Penyakit Jantung Koroner Penyebab Utama Kematian

Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) di seluruh dunia, baik di negara berkembang maupun negara maju. Penyakit jantung koroner menjadi penyebab utama pada lebih dari 1/3 kematian pada individu berusia di atas 35 tahun. Umumnya penyakit jantung koroner dimiliki oleh pasien usia lanjut, namun penelitian menunjukan bahwa terdapat 2 % – 6 % penyakit jantung coroner terjadi pada usia muda (usia < 45 tahun).

Sebagian besar keluhan yang dirasakan berupa nyeri dada yang khas (angina) yaitu rasa tertekan/berat dada yang menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, bahu atau ke daerah perut bagian atas. Selain itu terdapat gejala lain yang dapat menyertai, yaitu keringat dingin, mual/muntah, nyeri perut, sesak nafas, atau sampai pingsan. Hal ini dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau timbul pada aktivitas ringan sampai berat. Namun, PJK tidak selalu memiliki gejala yang khas, atau ada juga yang tidak bergejala dan diketahui saat cek kesehatan rutin.

Jika terdapat penyempitan bermakna, yaitu terdapat penyempitan lebih dari 50% lumen pembuluh darah, maka harus dilakukan intervensi. Berberapa tindakan intervensi yang dapat diambil berupa tindakan kateterisasi dengan atau tanpa pemasangan stent atau yang biasa disebut ring/cincin di dalam pembuluh darah koroner agar aliran yang tertutup/penyempitan terbuka kembali. Tindakan kateterisasi tersebut dilakukan oleh dokter spesialis jantung intervensi.

Operasi Bedah Pintas Arteri Koroner dapat Membantu Atasi Sumbatan di Jantung

Tindakan operasi bedah pintas arteri koroner menjadi pilihan utama bila penyumbatan atau penyempitan tidak dapat ditangani dengan tindakan intervensi. Beberapa keadaan tersebut diantaranya terdapat penyumbatan total, penyempitan pada cabang utama kiri, lesi yang panjang, serta penyumbatan di tiga pembuluh darah koroner, dan kondisi-kondisi khusus lainnya.

Tindakan bedah pintas arteri koroner (coronary artery bypass graft surgery, CABG) dilakukan oleh dokter spesialis bedah jantung (Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular, BTKV). Tujuan operasi bypass adalah memberikan aliran darah ke otot jantung melalui pembuluh darah baru (graft) yang diambil dari bagian tubuh lain. Ibarat seperti jalan yang macet, terputus atau buntu, maka dibuat jembatan layang baru melewati daerah yang macet agar dapat sampai ke daerah tujuan.

Operasi ini dilakukan dengan pembiusan total, dan dipantau keadaaan pasien setiap detiknya dengan menggunakan monitoring invasive. Tahapan operasi tersebut meliputi pembukaan dinding dada untuk mencapai organ jantung, kemudian pembuluh darah yang baru sebagai graft diambil (biasanya pembuluh darah di tungkai, dinding dada, dan lengan).

Selanjutnya masuk ke tindakan utama yaitu membuat bypass graft ke target pembuluh darah yang mengalami penyempitan. Operasi dapat dilakukan dalam keadaan jantung berhenti, namun darah tetap beredar ke seluruh tubuh melalui mesin jantung paru (cardiopulmonary bypass, CPB).

Setelah selesai tindakan pemasangan graft, jantung kembali berdenyut dan mesin jantung paru dilepaskan, dinding dada kembali ditutup. Selesai operasi, pasien dipantau di ICU dan bila kondisi stabil, dipindahkan ke ruangan biasa hingga dapat dipulangkan rawat jalan dengan total perawatan 5-7 hari.

Tindakan operasi ini didukung penuh oleh tim dokter yang lengkap. Mulai dari persiapan operasi sampai pasca operasi, pasien ditangani oleh beberapa spesialis yaitu, dokter BTKV, anestesi, jantung, penyakit dalam, paru, rehab-medik, gizi, THT, gigi, dan spesialisasi lain terkait kondisi yang dibutuhkan pasien.

Saat tindakan operasi terdapat tim khusus kamar operasi bedah jantung, terdiri dari dokter BTKV, dokter anestesi konsultan kardiovaskular, perawat khusus bedah jantung, penata anestesi khusus bedah jantung, dokter dan perawat perfusi yang menjalankan mesin jantung paru (perfusionist), dan tim penunjang lainnya.

Hal yang patut kita syukuri adalah kota Pekanbaru memiliki 3 pusat jantung yang dapat melayani sampai tindakan operasi bedah jantung, dimana provinsi lain bahkan belum mempunyai pusat jantung. Tentu pelayanan ini tidak kurang standarnya jika dibandingkan dengan kota-kota besar di Indonesia lainnya, di luar negeri, atau di manapun sehingga masyarakat Pekanbaru dapat ditangani dengan cepat dan tepat.

Akses pelayanan bedah jantung ini diharapkan dapat melayani masyarakat yang membutuhkan khususnya di daerah Riau dan sekitarnya terutama di era pandemi ini. “Pusat pelayanan bedah jantung, dari Riau untuk Indonesia.”

Gagal Jantung Kongestif: Pembunuh Diam-diam

Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) merupakan kegagalan jantung dalam memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh. Hal ini dikarenakan terjadi kelainan pada otot-otot jantung sehingga jantung tidak bisa bekerja secara normal.

Selama ini, gagal jantung digambarkan sebagai kondisi jantung seseorang yang berhenti bekerja, dalam hal ini adalah berhenti berdetak. Padahal, gagal jantung berarti ketidakmampuan jantung dalam memompa darah atau ketidakmampuan jantung memenuhi kuota darah normal yang dibutuhkan tubuh.

Proses Terjadinya Gagal Jantung Kongestif

Jantung memiliki empat ruang yang memiliki tugas masing-masing, yaitu serambi kanan dan kiri yang berada di bagian atas, serta bilik kanan dan kiri yang ada di bagian bawah. Berdasarkan letak ruang jantung tersebut, gagal jantung kongestif bisa dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu sebelah kiri, kanan, dan campuran.

  • Gagal jantung kongestif sebelah kiri

Pada penderita gagal jantung kongestif sebelah kiri, ruang ventrikel atau bilik kiri dari jantung tidak berfungsi dengan baik. Bagian ini seharusnya mengalirkan darah yang ke seluruh tubuh melalui aorta, kemudian diteruskan ke pembuluh darah arteri.

Karena fungsi bilik kiri tidak berjalan secara optimal, maka terjadilah peningkatan tekanan pada serambi kiri dan pembuluh darah di sekitarnya. Kondisi ini menciptakan penumpukan cairan di paru-paru (edema paru). Selanjutnya, penumpukan cairan juga dapat terbentuk di rongga perut dan kaki. Kurangnya aliran darah ini kemudian mengganggu fungsi ginjal, sehingga tubuh menimbun air dan garam lebih banyak dari yang dibutuhkan.

Pada beberapa kasus, penyakit ini bisa juga bukan dikarenakan kegagalan bilik kiri jantung dalam memompa darah. Ketidakmampuan bilik kiri jantung dalam melakukan relaksasi juga kadang menjadi penyebabnya. Karena tidak mampu melakukan relaksasi, maka terjadilah penumpukan darah saat jantung melakukan tekanan balik untuk mengisi ruang jantung.

  • Gagal jantung kongestif sebelah kanan

Terjadi ketika bilik kanan jantung kesulitan memompa darah ke paru-paru. Akibatnya, darah kembali ke pembuluh darah balik (vena), hingga menyebabkan penumpukan cairan di perut dan bagian tubuh lain, misalnya kaki.

Gagal jantung kongestif kanan seringkali diawali dari gagal jantung kongestif kiri, di mana terjadi tekanan berlebih pada paru-paru, sehingga kemampuan sisi kanan jantung untuk memompa darah ke paru-paru pun jadi ikut terganggu.

  • Gagal jantung kongestif campuran

Gagal jantung kongestif kiri dan kanan terjadi secara bersamaan.

Seperti Apa Gejala yang Muncul?

Ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa seseorang menderita gagal jantung kongestif. Meski pada tahap awal, gejalanya mungkin tidak akan berdampak kepada kondisi kesehatan secara umum, namun seiring memburuknya kondisi yang diderita, maka gejalanya akan kian nyata.

Setidaknya ada tiga tahapan gejala yang bisa dilihat pada seorang penderita gagal jantung kongestif. Yang pertama adalah gejala tahap awal. Pada tahap ini, pasien mengalami:

  • Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki.
  • Mudah lelah, terutama setelah melakukan aktivitas fisik.
  • Kenaikan berat badan yang signifikan.
  • Makin sering ingin buang air kecil, terutama saat malam hari.

Jika kondisi penderita terus memburuk, akan muncul beberapa gejala berikut ini:

  • Denyut jantung tidak teratur.
  • Batuk-batuk karena pembengkakan paru.
  • Napas berbunyi mengi.
  • Sesak napas karena paru-paru dipenuhi cairan. Sesak juga akan muncul ketika melakukan aktivitas fisik ringan atau ketika sedang berbaring.
  • Sulit beraktivitas karena setiap kali melakukan aktivitas fisik ringan, tubuh akan merasa lelah.

Selanjutnya, gagal jantung kongestif bisa dikatakan parah, apabila penderita sudah mengalami gejala berupa:

  • Menjalarnya rasa nyeri di dada melalui tubuh bagian atas, kondisi ini bisa juga menandakan adanya serangan jantung.
  • Kulit menjadi kebiru-biruan, karena paru-paru mengalami kekurangan oksigen.
  • Tarikan napas yang pendek dan cepat.
  • Pingsan.

Pada kondisi gagal jantung kongestif berat, gejala akan dirasakan bahkan ketika tubuh sedang beristirahat. Pada tahap ini, penderita gagal jantung kongestif akan mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Bahaya Apa yang Dihadapi Penderita Gagal Jantung Kongestif?

Seseorang yang mengalami gagal jantung kongestif perlu waspada terhadap keselamatan hidupnya. Penderita harus segera menjalani pengobatan atau akan dihadapkan kepada beberapa risiko komplikasi, antara lain:

  • Kegagalan organ tubuh lain

Salah satu organ yang bisa mengalami kegagalan fungsi adalah ginjal. Hal ini terjadi karena pada penderita gagal jantung kongestif, aliran darah ke ginjal akan berkurang. Jika tidak diberikan pengobatan, dapat berujung kepada kerusakan organ ginjal atau gagal ginjal. Penumpukan cairan juga bisa terjadi pada organ hati. Ketika kondisi ini tidak ditangani, maka dapat terjadi gangguan fungsi hati.

  • Gangguan katup jantung

Gagal jantung kongestif dapat menyebabkan peningkatan tekanan aliran darah jantung. Kondisi ini lama kelamaan dapat menyebabkan gangguan katup jantung. Gagal jantung kongestif stadium lanjut juga dapat menyebabkan pembengkakan jantung atau membesarnya jantung, sehingga fungsi katup jantung tidak dapat berjalan dengan normal.

  • Aritmia

Aritmia atau gangguan irama jantung dapat diderita oleh pasien gagal jantung kongestif. Aritmia ini dapat terjadi karena gangguan aliran listrik jantung yang berfungsi mengatur irama dan detak jantung. Jika penderita gagal jantung kongestif kemudian menderita aritmia, maka ia akan berisiko tinggi terkena stroke. Penderita juga rentan mengalami tromboemboli, yaitu sumbatan pada pembuluh darah akibat bekuan darah yang terlepas.

  • Henti jantung mendadak

Salah satu komplikasi berbahaya yang perlu diwaspadai pada gagal jantung kongestif adalah henti jantung mendadak. Ketika fungsi jantung terganggu dan tidak tertangani, lama kelamaan kinerja jantung akan mengalami penurunan drastis dan berisiko mengalami henti jantung mendadak. Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi ini dapat terjadi pada gagal jantung kongestif. Di antaranya karena jantung tidak mendapat cukup oksigen, terjadi gangguan saraf yang mengatur fungsi jantung, atau akibat perubahan bentuk jantung.

Secara keseluruhan, penyakit gagal jantung kronis, termasuk gagal jantung kongestif, merupakan penyumbang angka kematian yang cukup tinggi. Sekitar 2-3 dari 10 orang yang menderita gagal jantung tingkat awal hingga menengah, meninggal tiap tahunnya. Sementara pada gagal jantung yang sudah parah, hingga separuh jumlah penderita tidak dapat terselamatkan.

Jika merasakan gejala-gejala gangguan jantung, apalagi yang mengarah pada gagal jantung kongestif, Anda perlu segera berobat ke dokter untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Menjaga Kesehatan Pasien Penyakit Jantung Selama Pandemi Covid-19

Meskipun belum tentu ada hubungannya dengan pandemi virus corona yang sekarang sedang berlangsung, penyakit jantung atau masalah pembuluh darah jadi salah satu penyakit komorbid atau penyakit penyerta yang bisa memperburuk kondisi saat terinfeksi virus corona Covid-19.

Berikut ini adalah tips bagi Pasien penyakit jantung selama pandemi Covid-19

Masker jenis apa yang aman buat pasien jantung?

Sesuai anjuran pemerintah, masker kain sudah cukup baik bagi masyarakat umum, termasuk pasien jantung dan pasien dengan penyakit kronis lainnya. Dalam kondisi wabah, jumlah masker surgikal (masker bedah) dan N95 sangat terbatas, sehingga diprioritaskan untuk tenaga medis.

Bagaimana dengan konsumsi obat-obatan rutin? Apakah ada perubahan?

Kondisi jantung harus dijaga tetap terkontrol dan stabil. Obat-obat rutin tetap dilanjutkan tanpa perubahan. Tekanan darah mesti tetap terkontrol <140/90 mmHg; dan penderita gula darah tetap mengkonsumsi obat minum ataupun injeksi insulin.

Bagaimana penggunaan obat tekanan darah jenis Penghambat ACE (ACE-inhibitor) dan penghambat reseptor angiotensin (ARB)? Apakah aman atau berbahaya?

Sebagai seorang praktisi spesialis jantung dan pembuluh darah, saya pernah mendapat pertanyaan ini dari beberapa pasien. Obat jenis ACE-inhibitor dan ARB termasuk obat penurun tekanan darah dan obat gagal jantung yang paling sering diresepkan kepada pasien jantung.

Hipotesa sebelumnya adalah karena obat-obatan ini bisa meningkatkan reseptor ACE, sedangkan virus korona berikatan dengan reseptor ACE untuk masuk ke dalam sel. Dikuatirkan infeksi Covid-19 yang lebih berat bisa terjadi.

Namun berdasarkan data penelitian, termasuk hasil risetdari 169 rumah sakit di Asia, Eropa, dan Amerika, yang dipublikasikan pada tanggal 01 Mei 2020 di jurnal terpercaya dunia yaitu The New England Journal of Medicine (NEJM), disimpulkan tidak ada efek berbahaya dari ACE-Inhibitor dan ARB terhadap risiko kematian akibat Covid-19.  Bahkan risiko ini terlihat lebih rendah pada pasien yang mengkonsumsi ACE-inhibitor dan obat kolesterol golongan statin.

Organisasi profesi dokter spesialis jantung di Indonesia, yaitu PERKI, bersama dengan organisasi profesi jantung di beberapa negara lain, menganjurkan seluruh pasien untuk melanjutkan konsumsi obat golongan ACE-inhibitor dan ARB.

Saya terjadwal untuk menjalani kateterisasi jantung di rumah sakit di bulan ini, apakah aman untuk dilaksanakan?

Dalam kondisi pandemik, terutama di zona merah dengan jumlah pasien Covid-19 yang tidak terkontrol, tindakan operasi yang tidak darurat banyak dibatalkan. Namun jika bersifat life-saving (menolong jiwa) atau darurat, prosedur apapun akan dilakukan, termasuk kateterisasi jantung dan operasi jantung.

Tujuan pembatasan ini adalah untuk menyiapkan ruang intensif (ICU) dan perawatan untuk pasien Covid-19. Selain itu, demi keamanan seluruh dokter, perawat, dan karyawan rumah sakit, pasien yang akan dioperasi perlu menjalani skirining SARS-CoV-2 (mestinya dengan tes PCR dari spesimen swab), namun kapasitas laboratorium sangat terbatas, sehingga diutamakan bagi pasien suspek Covid-19, bukan pasien yang akan menjalani operasi.

Spesial Promo